joshkey: jomblo mulia, nikah, wanita shalihah, episode kehidupan, mimpi, terget.

Sebuah episode kehidupanku yang amat panjang, penuh arang dan duri, penuh perjuangan demi menggapai mimpi-mimpi, penuh kenangan diatas goresan pena yang tak muda terhapus dalam memori ingatan. Pantang menyerah, yah itulah yang ada dalam kamusku. Namun aku tetap sadar bahwa semua itu tak akan terwujud kecuali atas kehendak sang maha cinta, dialah allah ta’ala.
Sebuah pertanyaan yang menggelityik dan mengusik hatiku, “kapan nikahnya kawan?” begitulah pertanyaan kawanku meski tak sedikit dari mereka yang juga sama-sama masih jomblo. Eits… jangan berpikir kalo jomblo itu lantaran ngak laku-laku, jauh sekali jika ada diantara kamu yang berpikir demikian. (jangan suudhan, peace…. 🙂 )
Jomblo bagi kami adalah status yang mulia karena tak ada kata ‘pacaran” dalam kamus kami. Kalau boleh pinjam istilah salah satu kawan kami, dia bilang ‘JoSH’ Jomblo Sampai Halal. Itulah tekad kami, jadi jomblo sampai halal dalam bingkai pernikahan dengan seorang bidadari dunia pilihan kami kelak yang entah dimana sekarang ia berada kami tak tahu. cie…cie…, hus sok puitis banget sich.
“Wes duwe pacar lhe?” (sudah punya pacar nak?) gubrak…. Tanya pamanku. “Kulo mboten gadah pacar lek.” “Ngapusi, cah sak iki kok ra duwe pacar, mesti wes duwe tapi ra diketoke tho (Bohong, anak zaman begini kok nggak punya pacar, pasti sudah punya tapi disembunyiin kan?) “Saya nggak punya pacar, kalo toh saya menyukai seorang wanita pasti saya akan datang untuk menemui kedua orangtuanya, saya akan melamarnya, jika diterima lanjut ke jenjang pernikahan, baru kemudian pacaran.” Jawabku.
“ya sudah, segera cari calon mantu untuk bapak dan ibumu. Mereka kan jugacinta pengin segera dapet momongan. Seneng tentunya mereka jika bisa melihat cucunya sebagaimana melihat cucu dari kakakmu.” Timpal pamanku.
Degh…. Beberapa saat aku terdiam, kemudian dengan senyum yang merekah ku jawab dech, ”Masih ada target yang belum tercapai lek, mau ngejar mimpi dulu hehehe…..” timpalku yang memang sedikit humoris.
Tak sedikit memang kawan maupun kerabat yang sering menyindir demikian, “pekerjaan sudah punya, sekolah sudah purna, gubug pun sudah ada, mau nunggu apa….???? “Nunggu bidadari nun jauh disana yang ku tak tahu dimana ia berada hahaha……” timpalku pada mereka.
Aku jadi disindir nich dengan perkataan Nabi kita yang mulia,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ ، مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu maka menikahlah. Sesungguhnya pernikahan itu dapat menahan pandangan dan dapat memelihara kemaluan. Maka barangsiapa yang tidak mampu, hendaknya ia berpuasa, sesungguhnya puasa itu merupakan penawar bagi (nafsu) nya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Kini aku sadar, meski mengejar target yang telah aku canangkan, aku tetap harus mencanangkan dalam hatiku bahwa target ke depan adalah mencari calon pendamping hidup secara syar’i. bidadari nan shalihah, smart, menyejukkan mata ketika memandangnya, meneduhkan jiwaku yang gersang, dan melahirkan permata-permata hatiku yang akan mengubah dunia. Kalau boleh aku berteriak, “My beloved, here I will come to you………”
By: akhukum alfaqir illallah Mahmud ryan, yang merindu bidadari…..